Jumlah harimau sumatera di alam dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah ancaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Konflik manusia-harimau merupakan salah satu ancaman langsung dan terberat bagi harimau. Pemasangan jerat dan perburuan dengan senjata merupakan kategori pelanggaran yang paling banyak ditemui. Konflik dengan manusia di kawasan habitat juga dikhawatirkan dapat memaksa harimau keluar ke wilayah pedesaan dan menimbulkann konflik tambahan.
Ancaman tidak langsung yaitu berupa alih fungsi hutan. Sebagian besar area hutan hujan tropis di pulau Sumatera telah dikonversi menjadi perkebunan untuk mendukung perkembangan industri. Konversi tersebut mengakibatkan berkurangnya daerah yang dapat dipilih harimau sumatera untuk tempat tinggal. Pembangunan jalan raya dan jalan akses hutan mengakibatkan fragmentasi lahan yang dapat meningkatkan interaksi manusia dan harimau.
Konversi lahan juga berpengaruh terhadap kelangkaan mangsa harimau. Berkurangnya area hutan mengakibatkan berkurangnya satwa yang dapat dimangsa harimau dan seringkali memaksa harimau mencari mangsa di kawasan pemukiman.