SCHOOL VISIT

Basamo Mengenal Inyiak Balang 
“Pendidikan Konservasi di Sekolah Dasar Kabupaten Agam”

Gambar 1. Penyampaian materi kepada siswa/i Foto: Dok. SINTAS Indonesia

Inyiak Balang, begitulah masyarakat Minangkabau memanggil harimau sumatera. Kata Inyiak mengarah kepada sosok terkemuka dalam suatu suku seperti penghulu, kepala adat, atau petugas pemerintahan. Sosok harimau sumatera bagi masyarakat Minangkabau digambarkan sebagai sosok hewan pemimpin yang berwibawa. Oleh karena itu, masyarakat Minangkabau sangat dilarang untuk mengganggu kehidupan hewan ini. Hal ini adalah salah satu bentuk upaya perlindungan yang dilakukan oleh masyarakat karena pada kenyataannya populasi harimau sumatera kian hari semakin menurun. Menurut IUCN Red List, status konservasi harimau sumatera termasuk kategori kritis (Critically Endangered). Sekarang, hanya tercatat kurang lebih 600 individu harimau sumatera yang tersisa di alam. Berbagai macam usaha konservasi telah digencarkan untuk menjaga habitat Inyiak Balang ini. Namun, disaat yang sama kenyataan bahwa semakin maraknya penggundulan hutan, kebakaran, serta perburuan satwa liar yang menjadi penyebab utama keberadaan satwa ini semakin langka.

Pendidikan usia dini tentu dibutuhkan untuk menambah pengetahuan masyarakat terutama anak-anak dalam mengenal kehidupan si Inyiak Balang ini. Setelah sukses mengadakan visit to school di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Adzkia Kota Padang pada Desember 2021 yang lalu, dalam rangka Global Tiger Day 2022 Tiger Heart Padang dan Forum Harimau Kita bekerjasama dengan Yayasan Sintas Indonesia serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat mengadakan acara visit to school di Kabupaten Agam. Kegiatan ini diberi nama Basamo Mengenal Inyiak Balang dengan mengusung tema “Pendidikan Konservasi di Sekolah Dasar Kabupaten Agam”. Kegiatan ini telah di laksanakan pada tanggal 19-21 Juli 2022 untuk memberikan sosialisasi kepada 5 sekolah di Kabupaten Agam yaitu pada hari pertama di Nagari Sipinang (SDN 11 Sipinang dan SDN 24 Paraman), hari kedua di Nagari Ampek Koto Palembayan (SDN 06 Bamban), dan hari ketiga di Nagari Koto Rantang (SDN 12 Muaro dan SDN 09 Mudiak Palupuah). Kegiatan ini awalnya dirancang untuk 6 sekolah dasar. Namun, SDN 40 Bamban Nagari Ampek Koto Palembayan yang menjadi salah satu target tidak jadi dilaksanakan. Hal ini disebabkan SDN 40 Bamban tersebut sudah menjadi satu dengan SDN 06 Bamban karena sedikitnya jumlah siswa.

Gambar 2. Sesi tanya jawab dengan siswa terkait konservasi harimau sumatera. Foto: Dok. SINTAS Indonesia

Tim berharap dengan adanya kegiatan ini mampu menumbuhkan jiwa-jiwa konservasi pada diri siswa sekolah dasar di Kabupaten Agam. Kecamatan Palembayan yang menjadi salah satu kecamatan target acara ini merupakan kawasan yang dinilai cukup sering ditemukan jejak dan konflik dengan harimau sumatera. Banyak ditemukan kabar bahwa si Inyiak Balang ini sudah mulai masuk desa dan memakan ternak warga. Dan tidak jarang sesekali, warga menjumpai hewan tersebut melintas di jalan. Hal ini juga disebabkan karena kawasan ini cukup berdekatan dengan kawasan hutan yang merupakan rumah Inyiak Balang ini.

Kegiatan ini diharapkan mampu menyadarkan kepada anak-anak bahwa harimau sumatera bukanlah hewan jahat yang harus diburu. Anak-anak sejak dini harus mulai menyadari bahwa harimau sumatera merupakan salah satu keanekaragaman hayati bangsa Indonesia yang harus kita selamatkan keberadaanya. “Keep Tiger in The Fores” dikenalkan kepada anak-anak bahwa harimau sumatera sejatinya harus hidup bebas di hutan tanpa gangguan para pemburu, bukan hidup dalam kurungan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memotivasi rekan-rekan penggiat konservasi agar mulai menanamkan jiwa-jiwa konservasi melalui pendidikan usia dini di daerah masing-masing.

Gambar 3. Sesi foto bersama siswa/i SDN 06 Bamban. Foto: Dok. SINTAS Indonesia

Penulis:
Eka Yuliastuti – Tiger Heart Padang

Editor: Yayuk Rahmawati 
            Diterbitkan pada 26 Juli 2022

Bagikan